MAKALAH PRESEPSI SEHAT SAKIT
PERSEPSI SEHAT SAKIT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan
Diampu oleh : Indra Gunawan S.Kep.,Ns.MSN
Disusun oleh :
Kelompok 3 S1 Keperawatan 2A
Sania Maulida (
C1814201002)
Sintia Hayatunnisa ( C1814201006)
Fika Rafikawati ( C1814201008)
Fajar Suandi
( C1814201011)
Lisma Septiani
( C1814201024)
Dika Dwi M Azis ( C1814201069)
Ahmad Sidik
( C1814201070)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan makalah ini
yang berjudul “Presepsi Sehat dan Sakit”
dapat selesai dengan tepat waktu. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan.
Penyusun menyadari bahwa selama penulisan makalah ini banyak
mendapat bimbingan. Oleh sebab itu, penulis mengucapakan terimakasih kepada:
1.
Indra Gunawan
S.Kep.,Ns.MSN selaku dosen mata kuliah Psikososial dan Budaya
Dalam Keperawatan.
2.
Rekan-rekan kelompok yang telah membantu
penulis untuk menyelesaikan penyusunan laporan
ini.
“Innal Insana wal khoto’iwan Nisyan”
sesungguhnya manusia itu adalah tempatnya kesalahan dan lupa, penulis sadar
bahwa selaku manusia biasa tidak akan luput dari kehilafan ataupun
kekurangannya. Begitu pula dengan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi teknis maupun penulisan, oleh karena itu penulis mengharap partisipasi
dari rekan-rekan mahasiswa untuk ikut menyumbang fikirannya lewat kritik dan
saran para pembaca setia demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.
Tasikmalaya, September
2019
Penulis
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah.............................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................ 1
C.
Tujuan.......................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sehat.......................................................................... 3
B.
Pengertian
Sakit........................................................................... 5
C.
Pengertian
Penyakit..................................................................... 6
D.
Konsep Sehat
Sakit Secara Umum Yang Berada
di Masyarakat............................................................................. 8
E.
Perbedaan
Presepsi Sehat Sakit Antara
Petugas dan Masyarakat..............................................................
F.
Dampak Sakit ............................................................................. 8
G. Faktor
Yang Mempengaruhi Keyakinan Dan Tindakan
Seseorang
Tentang Sehat............................................................. 11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................ 24
B. Saran.......................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Memang
sulit untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan segar, kebanyakan orang
bilang Sehat Itu Mahal,
tetapi benarkah tentang fakta itu, tapi menurut pendapat para Ilmu Kesehatan
Dunia (WHO) , memang sehat itu mahal, karena kita harus memakan-
makanan yang penuh dengan gizi, akan kaya protein, zat besi, dan lain-lain.
Sementara itu kita harus membeli makanan itu dengan harga yang cukup mahal, apa
lagi harga sayur-mayur, susu, beras, lauk pauk, dll, mungkin sedang melonjak
harganya di pasar-pasar tradisional.
Untuk
itu hiduplah dengan jaga kesahatan anda karena itu sangat penting bagi anda dan
keluarga anda. Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk
menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun
seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka
seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat.
Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan
seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil
pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara
normal.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah
di atas dapat diuraikan rumusan masalah, diantaranya:
1.
Apa pengertian sehat, sakit dan
penyakit?
2.
Bagaimana konsep
sehat-sakit secara umum yang berada di masyarakat?
3.
Apa perbedaan
persepsi sehat-sakit antara petugas dan masyarakat?
4.
Apa saja faktor yang
mempengaruhi keyakinan dan tindakan seseorang tentang sehat?
5.
Bagaimana riwayat alamiah
penyakit?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1.
Memahami pengertian sehat, sakit dan
penyakit.
2.
Mengetahui konsep
sehat-sakit secara umum yang berada di masyarakat.
3.
Mengetahui perbedaan persepsi sehat-sakit antara
petugas dan masyarakat.
4.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi
keyakinan dan tindakan seseorang tentang sehat.
5.
Mengetahui
tentang riwayat alamiah penyakit.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sehat
Pendekatan
yang digunakan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan perspektif yang Iebih
Iuas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih
sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam
hidup, atau tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).
Pengertian
sehat dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah:
1.
WHO (1947)
Sehat adalah keadaan yang
sempurna dari fisik, mental, social tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan.
Definisi WHO tentang
sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang
positif (Edelman dan Mandle. 1994 M) :
a.
Memperhatikan individu sebagai
sebuah sistem yang menyeluruh.
b.
Memandang sehat dengan
mengidentifikasi Iingkungan internal dan eksternal.
c.
Penghargaan terhadap pentingnya
peran individu dalam hidup.
2.
White (1977)
Sehat adalah suatu
keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun
tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
3.
Pender (1982)
Sehat adalah perwujudan
individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain
(aktualisasi).
4.
Paune (1983)
Sehat adalah fungsi
efektif dari sumber-sumber perawatan diri yang menjamin tindakan untuk
perawatan diri secara adekuat.
5.
UU No.23 (1992) tentang
Kesehatan
Sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara
sosial dan ekonomi.
6.
UU N0. 36 (2009) tentang
kesehatan
Kesehatan adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Menurut UU No.36/2009,
kesehatan itu mencakup 5 aspek, yakni: fisik, mental, spiritual, sosial dan
ekonomi. Wujud atau lndikator dari 5 dimensi sehat, antara lain:
a.
Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik
mengandung arti bahwa seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis
tidak ada penyakit atau dengan kata lain semua organ tubuh normal dan tidak ada
gangguan
fungsi tubuh.
b.
Kesehatan Mental
Kesehatan liwa (Mental
Health) adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual
dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras
dengan keadaan orang-orang lain (Pasal 1 UU N0. 3 Tahun 1966 tentang Kesehatan
Jiwa).
c.
Kesehatan spiritual
Kesehatan spiritual
mengandung arti bahwa seseorang mampu mengekspresikan rasa syukur, pujian atau
penyembahan terhadap sang pencipta.
d.
Kesehatan Sosial
Kesehatan Sosial adalah
perikehidupan dalam masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap warga negara
mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupannya
sendiri serta kehidupan
keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya bekerjadan menikmati hiburan
pada waktunya (Penjelasan Pasal 3 UU N0. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan).
Kesehatan sosial juga
bisa diartikan seseorang mampu berinteraksi dengan orang Iain atau kelompok
tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial, ekonomi,
politik, dan sebagainya.
e.
Kesehatan Ekonomi
Kesehatan ekonomi
terlihat dari produktivitas seseorang yang sudah dewasa, mempunyai pekerjaan
atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum memasuki usia kerja, anak dan
remaja atau bagi yang sudah pensiun atau usia lanjut, sehat ekonomi terlihat
dari perilaku produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan.
Dari 5
dimensi sehat di atas terlihat bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur
dari aspek fisik, mental, spiritual dan sosial saja, tetapi juga diukur dari
produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara
ekonomi. Bagi yang belum memasuki usia kerja, anak dan remaja atau bagi yang
sudah pensiun atau usia lanjut, berlaku produktif secara sosial, yakni
mempunyai kegiatan, misalnya sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja dan
kegiatan sosial bagi usia lanjut. Kelima dimensi kesehatan tersebut saling
mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok atau
masyarakat sehingga kesehatan itu bersifat holistik atau menyeluruh.
B.
Pengertian Sakit
1.
Parkins (1937)
Sakit adalah suatu
keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan
gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
2.
Reverlly Susan
Sakit adalah tidak adanya
keselarasan antara Iingkungan dengan individu.
3.
Bauman (1965)
Seseorang menggunakan 3
kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit:
a.
Adanya gejala seperti Naiknya
suhu, rasa nyeri, mual.
b.
Persepsi tentang bagaimana
mereka merasakan apakah baik, buruk, atau sakit.
c.
Kemampuan untuk melaksanakan
aktivitas sehari-hari apakah mengganggu aktivitas bekerja, sekolah atau
aktivitas sehari-hari.
4.
Pemons (1972)
Sakit adalah gangguan
dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme
sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
5.
New Webster Dictionary
Sakit adalah suatu
keadaan yang ditandai dengan suatu perubahan gangguan nyata yang normal.
C.
Pengertian Penyakit
1.
Cassell
Penyakit adalah sesuatu
yang didapatkan oleh seorang pasien sepulang dari dokter setelah merasakan
gejala-gejala. Jadi penyakit adalah sesuatu yang dimiliki dan dirasakan oleh
suatu organ.
2.
Kleinmen
Penyakit adalah gangguan
fungsi atau adaptasi dari proses-proses biologis dan psikofisiologis pada
seseorang.
Dari
definisi di atas, dapat dibedakan konsep antara sakit dan penyakit seperti
berikut:
1.
Penyakit (disease) adalah suatu
bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda asing atau lika
(injury). Hal ini adalah suatu fenomena objektif yang ditandai oleh perubahan
fungsi tubuh sebagai organisme biologis.
2.
Sakit (Hines) adalah penilaian
seseorang terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung
dialaminya. Hal ini merupakan fenomena subjektif yang ditandai dengan perasaan
tidak enak (feeling unwell).
Kombinasi Alternatif
Antara Sakit Dan Penyakit
Kombinasi alternative
|
Tidak ada penyakit
|
Ada penyakit
|
Tidak dirasa sakit
|
Area 1
|
Area 2
|
Dirasakan sakit
|
Area 3
|
Area 4
|
Interprestasi
dari tabel di atas adalah:
1.
Area 1 (No disease and no
illness)
Seseorang tidak menderita
penyakit (secara klinis) dan tidak merasa sakit, dalam arti seseorang sehat.
2.
Area 2 (Disease but no illness)
Seseorang menderita
penyakit, tetapi tidak merasakan sakit, kenyataan ini banyak terjadi dalam
masyarakat. Dari hal ini muncul konsep sehat-sakit menurut masyarakat yaitu:
a.
Konsep sehat masyarakat,
menyatakan bahwa sehat adalah orang yang dapat bekerja atau menjalankan
pekerjaannya sehari-hari.
b.
Konsep sakit masyarakat
menyatakan bahwa sakit adalah seseorang yang tidak dapat bangkit dari tempat
tidur, tidak dapat menjalankan pekerjaannya sehari-hari.
Area 2 ini yang
menyebabkan munculnya perbedaan konsep sehat-sakit antara masyarakat dengan
petugas kesehatan.
3.
Area 3 (illness but no disease)
Seseorang merasa sakit,
tetapi secara klinis tidak ada penyakit di tubuhnya, kenyataan ini banyak dalam
masyarakat karena gangguan psikis, umumnya ditemui di negara maju.
4.
Area 4 (illness with disease)
Seseorang merasa sakit
dan secara klinis memang ada penyakit di tubuhnya, dalam arti seseorang sakit.
D.
Konsep Sehat-sakit Secara Umum Yang Berada Di Masyarakat
Konsep
sehat secara umum yang berada di masyarakat adalah bila seseorang tidak ada
gangguan fisik; masih mampu beraktivitas walaupun ada ganggun fisik; masih
mampu beraktivitas walaupun ada ganggun psikis; melakukan aktivitas dengan
anggota fisik yang tidak lengkap.
Konsep
sakit secara umum yang berada di masyarakat adalah bila seseorang tidak mampu
melaksanakan aktivitas sehari-hari; bila fisik terasa tidak nyaman dan
benar-benar sakit; bila psikis merasa ada gangguan; bila terdapat
ketidakseimbangan antara fisik dengan psikis sehingga tidak mampu mengendalikan
aktivitas.
E.
Perbedaan Persepsi Sehat-sakit Antara Petugas Dan Masyarakat
Persepsi Sehat-Sakit
Menurut Petugas Kesehatan, adalah:
1.
Deteksi kebutuhan masyarakat
akan upaya kesehatan merupakan tahap awal.
2.
Orang masih sehat membutuhkan
upaya kesehatan untuk mencegah timbulnya penyakit.
Persepsi
Sehat-Sakit Menurut Masyarakat, adalah:
1.
Baru merasa membutuhkan upaya
kesehatan bila dalam tahap parah.
2.
Tidak bisa diatasi dengan
beristirahat dan minum jamu saja atau obat-obatan tradisional Iainnya.
3.
Setelah tidak sembuh dengan
pengobatan dukun atau ahli obat tradisional Iainya.
F.
Dampak Sakit
Dampak sakit terhadap
seseorang adalah:
1.
Terhadap Perilaku individu
sakit
Ketika
seseorang sakit maka Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung
pada asal penyakit. Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak
mengancam kehidupannya akan menimbulkan sedikit perubahan perilaku dalam fungsi
klien dan keluarga. Misalnya seorang lbu yang mengalami sakit gigi, akan
merasakan nyeri yang hebat dan mengalami penurunan kesabaran dan mungkin akan
Iebih memilih menyendiri.
Sedangkan
penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya dapat menimbulkan perubahan
perilaku yang lebih luas, seperti penolakan, marah, dan menarik diri.
2.
Terhadap Emosi individu sakit
Respon
seseorang terhadap penyakit yang dideritanya dapat menimbulkan perubahan emosi.
Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam kehidupannya akan
menimbulkan sedikit perubahan emosi pada klien dan keluarga. Misalnya seorang
Ayah yang mengalami radang sendi mempunyai dampak bersifat emosional dan
mungkin mempunyai keterkaitan dengan rasa takut dan perasaan menderita fisik
maupun mental yang Iebih kuat daripada rasa sakit yang dialami. Sedangkan
penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya dapat menimbulkan perubahan
emosi dan perilaku yang Iebih Iuas, seperti ansietas, syok, penolakan, marah.
3.
Terhadap Peran dan Dinamika
Keluarga
Peran
seseorang dalam keluarga bervariasi, seperti pencari nafkah, pengambil
keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Ketika mengalami
penyakit, peran-peran tersebut dapat mengalami perubahan, di mana perubahan
tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat secara
drastis dan berlangsung lama. Perubahan jangka pendek, biasanya klien tidak
mengalami tahap penyesuaian yang berkepanjangan, tetapi pada perubahan jangka
panjang klien memerlukan proses penyesuaian yang lama.
Dinamika
Keluarga merupakan proses di mana keluarga melakukan fungsi keluarga, seperti
mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan melakukan
koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari. Misalnya jika Ayah
sakit maka pengambilan keputusan akan tertunda. jika penyakitnya
berkepanjangan, seringkali keluarga harus membuat pola fungsi yang baru
sehingga bisa menimbulkan stress emosional. Misalnya: seorang anak akan
mengalami rasa kehilangan yang besar jika ibunya sakit, karena tidak mampu
memberikan kasih sayang dan rasa aman pada anak.
4.
Terhadap Konsep Diri
Konsep
Diri adalah citra subyektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari
perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri terdiri dari
5 komponen yaitu:
a.
Citra tubuh (body image)
a.Citra tubuh
adalah cara individu melihat dan berpikir mengenai dirinya sendiri pada waktu
sekarang ini. Sering juga disebut cermin diri. lndividu bertindak sesuai dengan
bayangan/gambar yang muncul di dalam cermin.
b.
Peran diri (role)
b.Peran adalah
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan di berbagai Iingkungan sosial yang
berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial.
c.
ldentitas diri (identity)
c.ldentitas
diri adalah prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab
terhadap kesinambungan, kesatuan, konsistensi dan keunikan individu.
d.
Ideal diri (self ideal)
d.Ideal diri
adalah gabungan dari semua kualitas serta ciri kepribadian orang yang sangat
dikagumi atau merupakan gambaran dari sosok yang sangat diinginkan untuk
menjadi sepertinya.
e.
Harga diri (self esteem)
e.Harga diri
adalah komponen yang bersifat emosional dan paling penting dalam menentukan
sikap dan kepribadian individu atau bisa disebut seberapa suka dan hormat
seseorang terhadap dirinya sendiri.
Konsep diri tidak hanya
bergantung pada gambaran tubuh dan peran yang dimilikinya tetapi juga
bergantung pada aspek psikologis dan spiritual diri. Perubahan konsep diri
akibat sakit mungkin bersifat kompleks dan kurang bisa terobservasi
dibandingkan perubahan peran. Konsep diri berperan penting dalam hubungan
seseorang dengan anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami perubahan
konsep diri karena sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi harapan
keluarganya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan konflik. Akibatnya
anggota keluarga akan merubah interaksi mereka dengan klien. Misalnya Klien
yang menderita kanker payudara dan dilakukan operasi pengangkatan payudara akan
merasa konsep diri dan citra tubuh terganggu karena merasa setelah payudaranya
diangkat dia tidak menjadi wanita seutuhnya.
G.
Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan Dan Tindakan Seseorang Tentang
Sehat
Ada 2
faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan seseorang tentang sehat yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
1.
Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan terhadap kesehatan.
Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan terhadap kesehatan.
a.
Tahap Pertumbuhan dan
Perkembangan
Keyakinan
dan tindakan seseorang tentang kesehatan dapat ditentukan oleh faktor tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang berkaitan dengan usia seseorang.
Contoh:
Balita dapat merasakan sakit, tetapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatasinya
sehingga perlu dibantu untuk mendapatkan penanganan atau mengembangkan perilaku
pencegahan penyakit.
b.
Pendidikan atau Tingkat
Pengetahuan
Keyakinan dan tindakan
seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan tentang berbagai
fungsi tubuh dan penyakit, latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu.
Contoh: seseorang yang
mengetahui cara penyebaran TBC melalui percikan air Iudah maka orang tersebut
akan melakukan upaya pencegahan dengan menutup hidung ketika ada orang yang
batuk atau bersin.
c.
Cara seseorang merasakan fungsi
fisiknya
Keyakinan dan tindakan
seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh cara seseorang merasakan fungsi
fisiknya, apakah merasakan fungsi organ-organ tubuhnya penting atau tidak.
Contoh: seseorang dengan penyakit ginjal yang kronis merasa bahwa tingkat
kesehatan mereka berbeda dengan orang yang hanya menderita batuk dan pilek
biasa. Akibatnya, keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan
pada masing-masing orang tersebut cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu
yang sudah sembuh dari penyakit yang parah mungkin akan mengubah keyakinan
mereka terhadap kesehatan dan tindakan mereka dalam memandang fungsi tubuhnya.
d.
Faktor Emosi
Keyakinan dan tindakan
seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor emosi yang berbeda-beda.
Contoh:
1)
Seseorang yang memiliki emosi
yang tenang cenderung mempunyai respon emosional yang kecil selama ia sakit.
2)
Seseorang yang memiliki emosi
yang tidak stabil cenderung menyalahkan keadaan ketika sakit.
e.
Spiritual
Keyakinan dan tindakan
seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor spiritual seseorang karena
hal ini akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari
perspektif yang luas. Ada beberapa agama yang melarang penggunaan bentuk
tindakan pengobatan tertentu, seperti KB, euthanasia, imunisasi.
2.
Faktor Eksternal
Faktor
eksternal merupakan faktor dari luar diri seseorang yang mempengaruhi keyakinan
dan tindakan terhadap kesehatan.
a.
Kebiasaan di Keluarga
Keyakinan dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor kebiasaan di keluarga dalam cara keluarga dalam melaksanakan kesehatannya. Contoh: Jika seorang ibu sering mengajak anaknya melakukan pemeriksaan gigi rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama.
Keyakinan dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor kebiasaan di keluarga dalam cara keluarga dalam melaksanakan kesehatannya. Contoh: Jika seorang ibu sering mengajak anaknya melakukan pemeriksaan gigi rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama.
b.
Faktor Sosioekonomi
Keyakinan
dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor sosioekonomi,
di mana yang termasuk faktor sosial adalah stabilitas perkawinan, gaya hidup,
dan lingkungan kerja sedangkan yang termasuk faktor ekonomi adalah penghasilan,
pekerjaan.
Faktor sosioekonomi dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang
mengartikan dan bereaksi terhadap penyakitnya. Contohnya: Orang yang status
sosial ekonominya rendah biasanya kurang memahami
mengenai kesehatan, tidak
mampu membeli makanan yang bergizi, tidak mampu membeli obat dan tidak mampu
mengakses pelayanan kesehatan.
c.
Budaya/kultur
Keyakinan
dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor
budaya/kultur, di mana tiap-tiap kultur memiliki pandangan tentang sehat dan
diturunkan dari orang tua ke anak-anak. Contoh: ada budaya tertentu yang
melakukan penanganan terhadap kejang dengan cara mengikat penderita dan
menyembunyikannya di bawah tempat tidur.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Sehat adalah keadaan yang
sempurna dari fisik, mental, social tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO,1947).
2.
Sakit adalah suatu keadaan yang
tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan
aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani dan social (Parkins,1937)
3.
Penyakit adalah gangguan fungsi
atau adaptasi dari proses-proses biologis dan psikofisiologis pada seseorang
(Kleinmen)
4.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi
keyakinan dan tindakan seseorang tentang sehat yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
B.
Saran
Sebagai seorang tenaga
kesehatan yang profesional kita harus menjaga kesehatan kita terlebih dahulu
sebelum kita merawat pasien atau klien yang kita rawat. Sehingga kita dapat
merawat pasien ataupun klien dengan semaksimal mungkin.
Daftar
Pustaka
Maryani,
Lidya; Muliani, Rizki. 2010. Epidemiologi Kesehatan Pendekatan Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Prof.
Bhisma Murti. Riwayat Alamiah Penyakit. fk.uns.ac.id/static/materi/.pdf
http://www.askep.net/pdf/konsep-sehat-sakit-epidemiologi.html
diakses pada hari senin 11 November 2019 pukul 10.15 WIB
Komentar
Posting Komentar