TELAAH JURNAL INTRA NATAL
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGI
PADA PERSALINAN : RELAKSASI NAFAS DALAM
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas I
Diampu
oleh : Neni Nuraeni M.Kep., Ns., Sp., Kep.Mat
Oleh
:
S1
Keperawatan 2A Kelompok 3 :
Sania
Maulida (C1814201002)
Lisma
Septiani (C1814201024)
Sintia
Hayatunnisa (C1814201006)
Fika
Rafikawati (C1814201008)
Fajar
Suandi (C1814201011)
Dika
Dwi Moch A (C1814201069)
Ahmad
Sidik (C1814201059)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita pamjatkam kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah tentang Manajemen Nyeri Non Farmakologi Pada Persalinan : Relaksasi nafas dalam.
Penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini, dan
penulis memahami jika makalah ini jauh dari kesempurnaan maka saran maupun
kritik sangat penulis butuhkan, penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Tasikmalaya,
Oktober 19
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR
ISI.............................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................ 1
C. Tujuan.......................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Nyeri
Persalinan........................................................................... 2
1.
Pengertian............................................................................. 2
2.
Faktor
Penyebab................................................................... 2
3.
Jenis Nyeri............................................................................ 3
4.
Lama Nyeri........................................................................... 4
5.
Manajemen
nyeri Non Farmakologi..................................... 4
B. Relaksasi Nafas Dalam................................................................ 7
1.
Pengertian Relaksasi Nafas Dalam....................................... 7
2.
Tujuan
Relaksasi Nafas Dalam............................................. 7
3.
Prosedur
Relaksasi Nafas Dalam......................................... 8
C. Penelitian
Terkait......................................................................... 8
D. Kerangka
Konsep........................................................................ 9
E. Variable
Penelitian....................................................................... 10
F.
Hipotesis...................................................................................... 10
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan........................................................................... 11
2.
Saran..................................................................................... 11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Persalinan
merupakan suatu proses alamiah yang akan dilalui oleh setiap ibi hamil, yang
ditandai dengan terjadinya pengeluaran hasil konsepsi berupa bayi dan plasenta
dari rahim ibu. Pada proses ini terjadi peregangan dan pelebaran mulut rahim
sebagai akibat dari kontraksi otot-otot rahim untuk mendorong bayi keluar. Bersamaan
dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang dan tulang
pubic menerima tekanan kuat dari rahim, hal inilah tyang menyebabkan nyeri pada
persalinan.
Strategi
pelaksanaan dalam mengatasi nyeri terdapat dua cara yaitu farmakologis dan
nonfarmakologis. Perawat berperean besar dalam penanggulangan nyeri non
farmakologis, salah satunya menggunakan teknik relaksasi nafas dalam .
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu nyeri pada persalinan?
2. Apa
penyebab nyeri pada persalinan?
3. Apa
saja jenis nyeri pada persalinan?
4. Seberapa
lama nyeri pada persalinan?
5. Bagaimana
menejemen nyeri non farmakologis pada persalinan?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
apa itu nyeri pada persalinan
2. Mengetahui
apa penyebab nyeri pada persalinan
3. Bagaimana
jenis nyeri pada persalinan
4. Seberapa
lama nyeri pada persalinan
5. Menejemen
nyeri non farnakologis untuk mengurangi nyeri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Nyeri
Persalinan
1. Pengertian
Pengertian
Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Melzack, 1984) di
kutip oleh mander (2003). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke
dunia luar (Wiknjosastro, 2005). Sedangkan menurut (Varney, 2002), Persalinan
adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir denagn pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai dengan adanya
kontraksi yang ditandai dengan perubahan progresif pada servik,dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta.
Nyeri
persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim, Farer (2001).
Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi,
nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi
terhadap struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan
unik dan berbeda pada setiap individu karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan
kondisi fisik semata, tetapi berkaitan juga dengan kondisi psikologis ibu pada
saat persalinan.
2. Penyebab
Nyeri Persalinan
a. Faktor
Psikologis
Faktor
psikologis yang dimaksud adalah kontraksi. Gerakan otot ini menimbulkanrasa
nyeri karena saat itu otot-otot rahim memanjang dan kemudian memendek. Serviks
juga akan melunak, menipis dan mendatar, kemudian tertarik. Saat itulah kepala
janin menekan mulut rahim dan membukannya. Jadi, kontraksi merupakan bagian
dari upaya membuka jalan lahir.
Intensitas
rasa nyeri dari pembukaan satu sampai pembukaan sepuluh akan bertambah tinggi
san semakin sering sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan bayi
terhadap struktur panggul, diikuti regangan bahkan perobekan jalan lahir bagian
bawah. dari tak ada pembukaan sampai pada pembukaan 2 bisa berlangsung sekitar
8 jam. Rasa sakit pada pembukaan 3 cm sampai selanjutnya rata-rata 0,5-1cm
perjam.
Maka
lama dan frekuensi nyeri makin sering dan makin bertambah kuat sampai mendekati
proses persalinan.
b. Faktor
Psikis
Rasa
takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi rasa nyeri. Setiap ibu
mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri persalinan, karena ambang batas
rangang nyeri setiap orang berlainan dan subyektif sekali. Ada yang merasa
tidak sakit hanya perutnya yang terasa kencang. Adapula yang merasa tidak tahan
mengalami rasa nyeri. Beragam respon itu merupakan suatu mekanisme proteksi
diri dari rasa nyeri yang dirasakan.
3. Jenis
Nyeri Persalinan
Persalinan
berhubungan dengan dua jenis nyeri yang berbeda. Pertama nyeri berasal dari
otot rahim, pada saat otot ini berkontraksi nyeri yang timbul disebut nyeri
viseral. Nyeri ini tidak dapat ditentukan dengan tepat lokasinya (Pain-Pointed).
Nyeri viseral juga dapat dirasakan pada orang lain yang bukan merupakan asalnya
disebut nyeri alih (Reffered pain). Pada persalinan nyeri alih dapat diraasakan
pada orang yitu punggung bagian bawah dan sacrum. Sedangkan nyeri yang kedua
timbul pada saat mendekati kelahiran. Tidak seperti nyeri viseral, nyeri ini
terlokalisir didaerah vagina, rectum dan perinium sekitar anus. Nyeri jenis ini
disebut nyeri somatik dan disebabkan peregangan stuktur jalan lahir bagian
bawah akibat penurunan bagian terbawah janin (Ratnaningsih, 2010).
4. Lama
nyeri persalinan
Nyeri
selama persalinan dirasakan selama kala pembukaan dan makin hebat dalam kala
pengeluaran. Pada ibu yang baru pertama kali bersalin, kala pembukaan
berlangsung kira-kira 13 jam dan kala pengeluaran kira-kira 1 ½ jam. Pada
wanita yang pernah melahirkan kala pembukaan berlangsung lebih singkat yaitu
sekitar 7 jam dan kala pengeluaran sekitar 1/2 jam (Maya, 2010).
5. Manajemen
Nyeri Nonfarmakologi
Beberapa
hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi (memanajemen) nyeri saat persalinan,
yaitu salah satunya dengan memberikan terapi non farmakologis.Terapi
nonfarmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni dengan tanpa menggunakan
obat-obatan, tetapi dengan memberikan berbagai teknik yang setidaknya dapat
sedikit mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba. Beberapa hal yang dapat
dilakukan ialah:
a. Distraksi
Distraksi
adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain nyeri. Ada empat tipe
distraksi, yaitu distraksi visual, misalnya membaca atau menonton televisi, Distraksi
auditory, misalnya mendengarkan musik, Distraksi taktil, misalnya menarik nafas
dan massase, Distraksi kognitif, misalnya bermain puzzle.
b.
Hypnosis-diri
Hypnosis-diri dengan membantu merubah
persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif. Hypnosis-diri menggunakan
sugesti dari dankesan tentang perasaan yang rileks dan damai. Individu memasuki
keadaan rileks dengan menggunakan bagian ide pikiran dan kemudian
kondisikondisi yang menghasilkan respons tertentu bagi mereka (Edelman &
Mandel, 1994). Hypnosis-diri sama seperti dengan melamun. Konsentrasi yang
efektif mengurangi.
ketakutan dan sters karena individu
berkonsentrasi hanya pada satu pikiran. Selain itu juga mengurangi persepsi
nyeri merupakan salah satu sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman ialah
membuang atau mencegah stimulasi nyeri. Hal ini terutama penting bagi klien
yang imobilisasi atau tidak mampu merasakan sensasi ketidaknyamanan. Nyeri juga
dapat dicegah dengan mengantisipasi kejadian yang menyakitkan, misalnya seorang
klien yang dibiarkan mengalami konstipasi akan menderita distensi dan kram
abdomen. Upaya ini hanya klien alami dan sedikit waktu ekstra dalam upaya
menghindari situasi yang menenyebabkan nyeri (Mander, 2003).
c.
Stimulis Kutaneus
Terapi stimulasi kutaneus adalah stimulasi
kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri massase, mandi air hangat,
kompres panas atau dingin dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS)
merupakan langkah-langkah sederhana dalam upaya menurunkan persepsi nyeri. Cara
kerja khusus stimulasi kutaneus masih belum jelas. Salah satu pemikiran adalah
cara ini menyebabkan pelepasan endorfin, sehingga memblog transmisi stimulasi
nyeri. Teori Gate-kontrol mengatakn bahwa stimulasi kutaneus mengaktifkan
transmisi tersebut saraf sensori A-Beta yang lebih besar dan lebih cepat.
Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut dan delta-A berdiameter
kecil. Gerbang sinaps menutup transmisi impuls nyeri. Bahwa keuntungan
stimulasi kutaneus adalah tindakan ini dapat dilakkan dirumah, sehingga memungkinkan
klien dan keluarga melakukan upaya kontrol gejala nyeri dan penanganannya.
Penggunaan yang benar dapat mengurangi persepsi nyeri dan membantu mengurangi
ketegangan otot .Stimulasi kutaneus jangan digunakan secara langsung pada
daerah kulit yang sensitif (misalnya luka bakar, luka memar, cram kulit,
inflamasi dan kulit dibawah tulang yang fraktur) (Mander,2004).
d. Messase
Masasse adalah melakukan tekanan tangan
pada jaringan lunak, biasanya otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan
atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan
/ atau memperbaiki sirkulasi. Masase adalah terapi nyeri yang paling primitive
dan menggunakan refleks lembut manusia untuk menahan, menggosok, atau meremas
bagian tubuh yang nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).
e. Terapi
Hangat dan Dingin
Terapi hangat dan dingin bekerja dengan
menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-nosiseptor). Terapi dingin dapat
menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitifitas reseptor nyeri. Agar
efektif es harus diletakkan di area sekitar pembedahan. Penggunaan panas dapat
meningkatkan aliran darah yang dapat mempercepat penyembuhan dan penurunan
nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).
f. Relaksasi
Pernafasan
Relaksasi pernafasan yang merupakan
suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajakan pada
klien bagaimana cara melakukan pernafasan, nafas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain
dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi pernafasan juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
Bare, 2002). Menurut kegunaanya teknik relaksasi pernafasan dianggap mampu
meredakan nyeri, prosesnya menarik nafas lambat melalui hidung (menahan
inspirasi secara maksimal) dan menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan.
B.
Teknik
Relaksasi Nafas Dalam
1. Pengertian
Relaksasi Nafas Dalam
Teknik relaksasi merupakan teknik pereda
nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam
persalinan dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca-persalinan. Ada pun
relaksasi pernapasan selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen
sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi
peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat
beradapatasi dengan nyeri selama proses persalinan (Mander, 2003).
Teknik relaksasi pernafasan merupakan
suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan pada
klien bagaimana cara melakukan pernafasan, nafas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain
dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi pernafasan juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
Bare, 2002).
Menurut Bobak (2004), Teknik relaksasi
pernafasan merupakan suatu tindakan pengendalian nyeri non farmakologis yang
dapat membantu ibu mengendurkan seluruh tubuhnya kektika rahim berkontraksi.
2. Tujuan
Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Ada pun relaksasi pernapasan selama
proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam
keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, menguragi
kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradapatasi dengan nyeri selama proses
persalinan (Mander, 2003). Relaksasi telah terbukti meningkatkan kemampuan
individu untuk menoleransi nyeri. Relaksasi dan pernapasan yang terkontrol
dapat meningkatkan kemampuan mereka mengatasi kecemasan dan meningkatkan rasa
mampu mengendalikan yang menimbulkan stres dan nyeri (Schott & Priest,
2008).
3. Prosedur
Teknik Releksasi Nafas Dalam
Bentuk pernafasan yang digunakan pada
prosedur ini adalah pernafasan diafragma yang mengacu pada pendataran bentuk
diafragma selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas
sejalan dengan desakan udaara masuk selama inspirasi. Adapun langkahlangkag
teknik relaksasi pernafasan adalah sebagai berikut:
a. Ciptakan
lingkungan yang tenang
b. Usahakan
tetap rileks dan tenang
c. Menarik
nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan
1,2,3
d. Perlahan-lahan
udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstremitas atas dan bagian
bawah rileks
e. Anjurkan
bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik
nafas lagi melalui hidung dan hembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan
g. Membiarkan
telapak tangan dan kaki rileks
h. Usahakan
agar tetap konsentrasi/ mata sambil terpejam
i.
Pada saat kontraksi pusatkan pada daerah
yang nyeri
j.
Anjurkan untuk mengulangi prosedur
hingga nyeri terasa berkurang
k. Ulangi
sampai 15 kali, dengan seling istirahat singkat setiap 5 kali
l.
Bila nyeri menjadi hebat, seseorang
dapat bernafas secara dangkal dan cepat
C.
Penelitian
Terkait
Penelitian tentang nyeri yang penulis
temukan adalah penelitian milik Kalalo Ribka Novita, Septi Rompas dan Yolanda
Bataha dengan judul “Pengaruh Relaksasi
Nafas Dalan Terhadap Respon Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Fade Aktif Di
Puskesmas Bahu Kota Manado” Universitas Sam Ratulangi tahun 2017. Hasil
penelitian yang dilakukan adalah respon nyeri pada ibu impartu kala I fase
aktif di puskesmah Bahu Kota Manado sebelum diberikan teknik relaksasi nafas
dalam sebagian besar yaitu 6, dan adalah respon nyeri pada ibu impartu kala I
fase aktif di puskesmah Bahu Kota Manado setelah diberikan teknik relaksasi nafas
dalam sebagian besar yaitu 4 dan ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
terhadap respon nyeri ibu inpartu kala I fase aktif di Puskesmas Bahu Kota
Manado.
Selain penelitian tersebut, penulis juga
menemukan penelitian milik St Nurhayani dan Anita Rosanty dengan judul “Eviktivitas Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Tingkat Nyeri Kontraksi Uterus Kala I Aktif Pada Persalinan Normal” Politektik Kesehatan Kendari Tahun 2014
dengan hasil penelitian yang dilakukan adalah hasil analisis tingkat nyeri kontraksi uterus kala I
Aktif sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam di RSU Bahteramas tahun
2014 dari 30 responden pasien persalinan diperoleh lebih banyak mengalami
tingkat nyeri skala 4 (sangat nyeri) sedangkan hasil analisis tingkat nyeri kontraksi uterus kala
I Aktif setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam di RSU Bahteramas tahun
2014 dari 30 responden pasien persalinan diperoleh lebih banyak mengalami
tingkat nyeri skala 3 (lebih nyeri). Penelitian ini menyimpulkan bahwa teknik
relaksasi nafas dalam efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien
persalinan.
D.
Kerangka
Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah
kerangka hubungan antara konsep konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2001).
Kerangka konsep penelitian ini
menggunakan teori proses, tingkat nyeri ibu bersalin kala 1 merupakan input,
pemberian teknik relaksasi pernafasan merupakan proses, dan tingkat nyeri ibu
bersalin setelah diberikan relaksasi pernafasan pada persalinan normal kala 1
merupakan out put (Keluaran).
Kerangka konsep dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
E.
Variable
Penelitian
Variabel yang digunakan oleh peneliti
ada 2 kategori, yaitu :
1. Variabel
bebas (Independent Variable)
Variabel bebas atau independent variable
merupakan suatu variabel yang menjadi sebab perubahan atas timbulnya suatu variabel
dependen (terikat) dan bebas dalam mempengaruhi variabel lain (Hidayat, 2003).
Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini adalah Teknik Relaksasi
Pernafasan.
2. Variabel
terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat atau dependent variabel
merupakan variabel yang dapat dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel
bebas. Variabel ini dapat tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan
(Hidayat, 2003). Variabel terikat dalam penelitian ini Tingkat Nyeri
Persalinan.
F.
Hipotesis
Berdasarkan dari kerangka konsep
penelitian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah terdapat
perbedaan yang bermakna antara tingkat nyeri pada pasien persalinan normal kala
1 fase aktif sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi pernafasan, dan ada
pengaruh terhadap respon nyeri ibu inpartu kala I fase aktif sebelum dan
sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Persalinan
adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir denagn pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai dengan adanya kontraksi
yang ditandai dengan perubahan progresif pada servik,dan diakhiri dengan kelahiran
plasenta.
2. penyebab
nyeri persalinan adalah faktor psikologis dan faktor psikis
3. Persalinan
berhubungan dengan dua jenis nyeri yang berbeda. Pertama nyeri berasal dari
otot rahim, pada saat otot ini berkontraksi nyeri yang timbul disebut nyeri
viseral. Nyeri ini tidak dapat ditentukan dengan tepat lokasinya
(Pain-Pointed).
4. Nyeri selama persalinan dirasakan selama
kala pembukaan dan makin
hebat dalam kala pengeluaran. Pada ibu yang baru pertama kali
bersalin, kala pembukaan berlangsung
kira-kira 13 jam dan kala pengeluaran kira-kira 1 ½ jam
5. Terapi nonfarmakologis
yaitu terapi yang digunakan yakni dengan
tanpa
menggunakan obat-obatan, tetapi dengan
memberikan berbagai teknik
yang setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri
saat persalinan tiba
B.
Saran
1. Bagi
mahasiswa, bisa menerapkan “manajemen
nyeri non farmakologis pada persalinan : releksasi nafas dalam” dalam
kehidupan sehari hari
2. Bagi
instansi, lebihdiperbanyak lagi buku sumber yang berkaitan dengan menejemen
nyeri nonfarmakologis pada persalinan.
DAFTAR
PUSTAKA
Fauziyah. Siti, (2015),
Keperawatan Maternitas : Persalinan (vol
2) , Praneda Media Group : Jakarta
Yuliatun. Laily,
(2015), Penanganan Nyeri Persalinan
Dengan Metode Non Farmakologi, Bayumedia
: Yogyakarta
Sumber peneliti pertema bisakah di lampirkn?
BalasHapusHow do you make money by making money from sports betting
BalasHapusThere are plenty of ways to make money from gambling and making งานออนไลน์ big bucks from sports betting. Check out the Best Online Sportsbooks to Start Betting on